Senin, 23 Agustus 2021

Yunani sudah usai membuat tembok sejauh 40 km (25 mil) di sejauh perbatasannya dengan Turki

di tengah-tengah kekuatiran di sejumlah sisi Eropa jika pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban bisa mengakibatkan masuknya orang yang cari suaka.


Menteri pemerintahan Yunani berkunjung pagar di hari Jumat dan menjelaskan penggulingan pemerintahan Afghanistan memberinya urgensi yang semakin besar untuk usaha mereka untuk kurangi saluran migran melewati perbatasannya.

Negara tersebut ada di pusat kritis migran Eropa pada tengah 2010-an, saat juta-an pengungsi dari Suriah, Afghanistan dan Irak lakukan perjalanan ke benua itu. Semenjak itu Yunani sudah ambil sikap garis keras, menampik permintaan dari Turki dan organisasi internasional untuk meluluskan semakin banyak migran melalui perbatasannya.

"Kritis Afghanistan membuat bukti baru di bagian geopolitik dan di saat yang serupa membuat peluang arus migran," kata Menteri Pelindungan Masyarakat Yunani Michalis Chrisochoidis dalam sebuah pengakuan pemerintahan sesudah berkunjung tembok tepian yang sudah usai di hari Jumat. "Sebagai sebuah negara, kita tidak dapat terus pasif pada resiko yang kemungkinan terjadi."

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bicara dengan Pertama Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengenai Afghanistan di hari Jumat, kata pemerintahan Turki.

Saat interviu tv satu hari awalnya, dia menekan Uni Eropa untuk menolong beberapa pengungsi dari negara tersebut. "Bila periode peralihan tidak bisa diputuskan di Afghanistan, penekanan pada migrasi, yang sudah capai tingkat tinggi, akan makin bertambah dan keadaan ini akan memunculkan rintangan serius untuk seluruh orang," kata Erdogan.

Sikap Presiden AS Joe Biden yang tidak menyesal, yang hadapi kritikan atas penarikan pasukan AS yang kacau-balau di Afghanistan, sudah menyebalkan beberapa pimpinan di Eropa yang saat ini siap-siap hadapi peluang genting pengungsi.

Beberapa ribu masyarakat Afghanistan sudah usaha untuk tinggalkan negara tersebut dalam satu minggu paling akhir, semenjak Taliban menuntaskan pengambilalihan kekuasaan yang cepat sekali dan akhiri dua dasawarsa keterkaitan AS di negara tersebut.

Keramaian warga di tempat yang patah semangat sudah bergabung di lapangan terbang Kabul untuk cari tempat di penerbangan militer Barat. Mereka yang tidak bisa pergi akan hadapi kembalinya pemerintahan represif Taliban, yang menyingkirkan wanita dari jalanan dan tempat kerjanya dan memakai hukuman mati untuk pelanggaran terhitung perzinahan wanita, homoseksualitas dan penampikan Islam saat paling akhir berkuasa di antara tahun 1996 dan 2001.

"Ini ialah keputusan kami... untuk menjaga dan amankan tepian kami," kata Chrisochoidis. "Tepian kami tetap aman dan tidak bisa terganggu tuntut. Kami tidak biarkan pergerakan yang tidak teratasi dan tidak pasti dan kami tidak biarkan usaha apa saja untuk menyalahinya."

Bahkan juga saat sebelum Taliban menggantikan Afghanistan, wabah sudah jadi memperburuk kritis migran. Sebuah persetujuan diraih di antara Turki dan Uni Eropa pada 2016 untuk hentikan perjalanan migran dari Timur tengah ke arah Eropa, tapi tahun kemarin Turki menyepakati perjalanan migran ke benua itu, dengan menjelaskan sudah "capai kemampuan."

Ke-2 negara share tepian di ujung timur laut Yunani, yang kerap jadi tujuan beberapa pencarian suaka yang lakukan perjalanan lewat Asia Barat. Ada pula banyak jalur ke Yunani lewat laut.

Tahun kemarin beberapa migran di atas kapal menjelaskan ke CNN jika mereka ditendang dari Yunani, sebuah dakwaan yang berkali-kali dibantah Athena. UNHCR, Tubuh Pengungsi PBB, menekan Yunani untuk menyelidik laporan penampikan di tepian negara tersebut.

Yunani sudah usai membuat tembok sejauh 40 km (25 mil) di sejauh perbatasannya dengan Turki

di tengah-tengah kekuatiran di sejumlah sisi Eropa jika pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban bisa mengakibatkan masuknya orang yang cari...